Thursday, January 27, 2011

Pantun Harimau

Limau lelang di tepi lobang,
Petik benihnya di hujung dahan;
Harimau garang duduk menyangkong,
Kalau kau berani, lalu di depan.

Angkut-angkut menbuat sarang,
Jatuh berderai di atas peti;
Apa ditakut harimau yang garang,
Sebelum ajal berpanjang mati.

Limau bukan sebarang limau,
Limau bernama si limau kapas;
Harimau bukan sebarang harimau,
Harimau ini tangkap tak lepas.

Potongkan limau sedengan pisau,
Pisau bernama pisau belati;
Jangan harimau nak cakap besau,
Harimau dah tua, tak ada gigi.

Korek telaga di tengah padang,
Ambil air siramkan kapas;
Jaga-jaga kambing di ladang,
Rimau yang garang terlepas.

Pokok limau di tengan lalang,
Kerengga hitam duduk menumpang,
Jangan harimau nak tunjukkan belang,
Nanti ku tunggu dengan senapang.

Petiklah limau di pagi hari,
Isikan mari di dalam dulang,
Rimau dah tuah tak ada gigi,
Apalah takut rimau yang garang?

Limau purut bersegi-segi,
Letakkan mari di dalam tangguk;
Rimau tua tidak ada bergigi,
Cobalah coba hulurkan tengkuk.

Ambil biola mari digesek,
Gesek mari di tengah rumah;
Harimau diam jangan diusik,
Kalau menerkam buruk padahnya.

Pokok limau tepi perigi,
Jangan dipetik buah yang muda;
Rimau dah tua tak ada gigi,
Saya menunggang sebagai kuda.

Cabut parang tengah gelanggang,
Cabut lari lintanglah pukang;
Harimau garang jang ditunggang,
Habis tenkuk calark belakng.

Pagi-pagi petikkan limau,
Dipetik oleh budak-budak;
Jangan tak tahu resmilah rimau,
Kalau menderam tidak menangkap.

Anak Cina menocok atap,
Duduk menocok waktu pagi;
Bila harimau mulai menangkap,
Rambut tuan pun tak tingal lagi.

Tujuh petak tujuh penjuri,
Bakar kemenyan di sudut laman;
Kalau ada petua guru
Harimau garang ku buat teman.

Kalau pergi di Bukit Kepung,
Ambilkan saya seguni tepung;
Harimau garang segera dikepung,
Pun tak lari orang sekampung.

Kalau pergi ke Bukit Kepung,
Kirimkan saya sebiji lada;
Jerat lu pasang senapang lu kepung,
Rimau yang garang terlepas juga.

Pantun Berbudi

Ada seekor si anak beruk,
Suka bertenggek di kayu buruk;
Zahir ketara batin tersorok,
Budi yang baik hilang ditaruk.

Banyak orang di Bukit Cina,
Sayang Cik Ali menebang kayu;
Zaman sekarang ringgit berguna,
Budi yang baik terbuang lalu.